Indonesia adalah suatu negara yang 2/3 wilayahnya merupakan lautan, yang terdiri atas 17.504 pulau dan memiliki panjang garis pantai. 95.181 km. Rumput laut merupakan satu komoditas negeri ini yang sedang naik daun. Karena pemanfaatannya dapat dipakai sebagai bahan pangan, obat-obatan, kosmetik, tekstil, kertas dan pewarna alami. Salah satu data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Selatan menyebutkan bahwa rumput laut saat ini merupakan satu dari 10 komoditas ekspor yang menjadi primadona. Ini didukung oleh data dari Pusat Data Statistik dan Informasi Kementrian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2011 produksi rumput laut Indonesia mencapai 4.305.027 ton.
Rumput laut atau seaweed merupakan tanaman laut jenis alga, berbeda dengan tumbuhan pada umumnya karena rumput laut tidak memiliki akar, batang dan daun sejati melainkan memiliki thallus sebagai alat untuk menyerap nutrien yang dibutuhkan bagi rumput laut itu sendiri. Rumput laut memiliki pigmen dimana warna inilah yang mengklasifikasikan jenis dari rumput laut itu sendiri. Jenis rumput laut itu adalah rumput laut hijau (chlorophyceae), merah (rodophyceae), dan coklat(phaeophyceae).
Produk dari jenis-jenis rumput laut ini adalah karbohidrat yang berupa polisakarida seperti agar-agar, karagenan dan alginat yang merupakan senyawa hidrokoloid. Maksud dari hidrokoloid adalah suatu polimer larut dalam air yang mampu membentuk koloid dan mampu mengentalkan larutan atau dapat membentuk gel dari larutan tersebut. Agar-agar merupakan produk hidrokoloid dari rumput laut hijau, karagenan merupakan produk hidrokoloid dari rumput laut merah dan alginat merupakan produk hidrokoloid dari rumput laut coklat.
Saat ini kebanyakan orang cenderung memanfaatkan rumput laut jenis hijau dan merah, sedangkan untuk rumput laut coklat kurang popular di mata masyarakat Indonesia. Di Kota Jepara misalnya, kebanyakan petani rumput laut membudidayakan rumput laut jenis hijau dan merah. Sedangkan rumput laut coklat kurang mendapat perhatian dalam pemanfaatannya, bahkah di laut pun sampai terpinggirkan di bibir pantai seperti sampah. Padahal kandungan dan manfaat rumput laut coklat tidak kalah potensial dengan kedua jenis lainnya.
Kandungan senyawa pada rumput laut coklat
Rumput laut kaya akan zat mineral didalamnya, sekitar 77 mineral terdapat dalam rumput laut. Mineral-mineral itu diantaranya adalah seperti kalsium, fosfor, natrium, magnesium, kalium, yodium, seng dan besi terdapat dalam rumput laut. Rumput laut mampu memproduksi warna pigmen baik itu berupa klorofil dan karotenoid. Jenis karotenoid yang banyak ditemukan dalam rumput laut coklat ini adalah fukosantin. Di samping itu, rumput laut juga terkandung beberapa jenis vitamin yang diperlukan oleh tubuh seperti vitamin A (biasanya dalam bentuk betakaroten), vitamin B kompleks, vitamin C, vitamin E dan vitamin K.
Melihat begitu kayanya kandungan yang terdapat di dalam rumput laut coklat itu sendiri, mendorong beberapa peneliti tertarik untuk meneliti senyawa-senyawa dari biota tersebut yang mempunyai beberapa potensi yang sangat besar.
Potensi dari rumput laut coklat
Rumput laut coklat diketahui memiliki beberapa manfaat dalam dunia kesehatan sebagai antikanker, antiobesitas, antioksidan, dan antibakteri.
Kanker merupakan pembunuh no. 1 di dunia, sering disebut sebagai ‘silent kiler’ karna sel-sel kanker yang terus membelah di dalam jaringan tubuh dan kemudian dapat menyebar hingga ke seluruh tubuh. Angka kematian yang dikarenakan penyakit satu ini tidak dapat dibilang kecil karena menurut data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah memperkirakan bahwa 11-12 juta orang di dunia tengah menderita kanker dan sebagian besar terdapat di negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Dua jenis kanker yang sering dijumpai di negara Indonesia yaitu kanker mulut rahim (serviks) dan kanker payudara. Bahkan, sedikitnya terdapat pula 200.000 orang penderita kanker jenis baru per tahunnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi (BBRP2B) Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (BalitbangKP) melaporkan bahwa rumput laut coklat Turbinaria decurrens mempunyai potensi sebagai antitumor yang telah terbukti melalui uji hayati bahwa ekstrak rumput laut coklat dapat membunuh sel tumor mulut rahim melalui jalur apoptosisatau kematian sel yang terprogram.
Rumput laut coklat juga telah diketahui mampu menurunkan berat badan seseorang yang mengalami obesitas. Penurunan berat badan dikarenakan peran alginat yang terkandung dalam rumput laut coklat dapat membentuk gel di dalam perut dan mampu memperkuat sinyal kenyang ke otak. Sehingga perut selalu terasa penuh dan nafsu makan berkurang menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan.
Ada senyawa lain pada rumput laut coklat selain alginat yaitu karotenoid jenis fukosantin. Hasil penelitian Nisizawa (2006) melaporkan bahwa jenis rumput laut coklat kombu (Laminaria sp.) dan nori (Porphyra sp.) dapat meningkatkan HDL (High Density Lipoprotein) dan menurunkan kadar kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) dalam darah hewan uji. Diperkuat oleh hasil penelitian dari Beppu et al. (2012) menyebutkan bahwa diet fukosantin mampu mengurangi lemak yang berada di dalam jaringan adiposa putih pada hewan uji.
Pengetahuan berkaitan kandungan di dalam rumput laut coklat yang bukan hanya produk hidrokoloid saja melainkan sumber pigmen di dalamnya diperlukan dalam pemanfaatan sumber daya kelautan yang optimal.
Sumber :http://damarpaulus.blogspot.co.id/2015/07/rumput-laut-coklat-primadona-yang.html