Kamis, 26 Mei 2016

HUBUNGAN KONSUMSI GARAM DENGAN HIPERTENSI, DAN MANFAAT KALIUM PADA PENDERITA HIPERTENSI

HUBUNGAN KONSUMSI GARAM DENGAN HIPERTENSI, DAN MANFAAT KALIUM PADA PENDERITA HIPERTENSI


kenapa produksi garam harus dikurangi pada penderita hipertensi?
jawab:

MEKANISME HIPERTENSI
menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.
Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal.
Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler
aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal
Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler
meningkatkan volume dan tekanan darah.
Natrium dan klorida merupakan ion utama cairan ekstraseluler.
Konsumsi natrium yang berlebih
menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat.
Meningkatnya volume cairan ekstraseluler
hipertensi.


Karena itu disarankan untuk mengurangi konsumsi natrium/sodium.
Sumber natrium/sodium yang utama adalah:
¢  natrium klorida (garam dapur),
¢  penyedap masakan (monosodium glutamat = MSG), dan sodium karbonat.
¢  Konsumsi garam dapur (mengandung iodium) yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram per hari, setara dengan satu sendok teh.


PERAN KALIUM PADA PENDERITA HIPERTENSI





 Imbangi Kalium

¢  Berbeda halnya dengan natrium, kalium (potassium) merupakan ion utama di dalam cairan intraseluler.
¢  Cara kerja kalium adalah kebalikan dari natrium.
¢  Konsumsi kalium yang banyak akan meningkatkan konsentrasinya di dalam cairan intraseluler,
¢  sehingga cenderung menarik cairan dari bagian ekstraseluler dan menurunkan tekanan darah.

¢  Dengan demikian, konsumsi natrium perlu diimbangi dengan kalium. Rasio konsumsi natrium dan kalium yang dianjurkan adalah 1:1. Sumber kalium yang baik adalah buah-buahan, seperti korma, pisang, apel, jeruk, dan lain-lain.






STADIUM HIPERTENSI







PENGOBATAN HIPERTENSI




Pilihan terapi untuk pemula
¢  Hipertensi derajat satu:
¢  Diberikan diuretik golongan tiazid, ACE, beta blocker, Ca antagonis, atau kombinasi.
¢  Hipertensi derajat dua:
¢   diberikan 2 macam.
¢  Tiazid dan penghambat ACE, antagonis ARB atau beta blocker atau Ca antagonis.
¢  Jika tekanan darah tak tercapai optimalkan dosis atau penambahan jenis obat hingga tekanan darah tercapai.









DAFTAR PUSTAKA
1.       Price, Sylvia A dan Wilson, Lorrain M, 2005, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-     proses Penyakit, edisi 6, Jakarta: EGC.
2.       Rani A, dkk, 2008, Panduan Pelayanan Medik, Jakarta : PB PABDI
3.       Sudoyo, Aru W, dkk, 2007, Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, edisi IV, Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia.

Sumber :http://isticerdas.blogspot.co.id/2011/05/hipertensi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar