Jumat, 27 Mei 2016

Sodium Tidak Sama dengan Garam Dapur

Penulis: Dr. Handrawan Nadesul

Sodium Tidak Sama dengan Garam Dapur

 
 vote
Salah kaprah bahwa sodium dianggap sama dengan garam dapur bisa menyesatkan. Kita cenderung mengonsumsi lebih banyak garam dapur demi terpenuhinya kecukupan sodium. Padahal sodiumtidak cuma terkandung dalam garam dapur. Kelebihan mengonsumsi garam  dapur dapat berakibat darah tinggi melonjak. Lalu bagaimana sebaiknya?
TUBUH membutuhkan sodium atau natrium sama halnya seperti harus terpenuhinya jenis mineral makro lainnya. Sebut saja kalium, magnesium, dan iodium. Kekurangan sodium mengganggu fungsi otot, dan jantung. Diet terlalu ketat tanpa sodium, membuat tubuh jadi lunglai. Namun tentunya tidak pula perlu berlebihan.

Lidah suka asin
Masyarakat dunia cenderung mengonsumsi garam dapur berlebihan, karena kultur makan. Selera memilih makanan asin terbentuk karena kebiasaan yang tercipta sejak kecil. Lidah yang menyukai rasa serba asin dibentuk dari meja makan ibu di rumah. Keluarga yang menyukai cita rasa asin dimulai dari meja makan rumahnya.
Kandungan garam dapur rata-rata menu orang pada umumnya bisa lima kali lebih banyak dari sodium yang tubuh butuhkan. Orang yang mengonsumsi garam dapur berlebihan menjadi rentan terkena hipertensi. Bukan daging yang bikin seseorang jadi darah tinggi, melainkan garam dapur yang berlebihan (salt sensitive person). Jadi pantangan yang paling harus ditaati pengidap darah tinggi bukan daging, melainkan garam dapur.
Menu yang tidak atau kurang terasa asin sebetulnya sudah mencukupi kebutuhan sodium dari garam dapur yang dikandungnya. Kita tahu sodium dalam menu harian bukan hanya berasal dari garam dapur, karena sodium juga terkandung dalam bebuahan, sayur mayur, dan sumber makanan lainnya.
Maka tidak perlu khawatir bakal kekurangan sodium walaupun tidak mengandalkan asupan dari garam dapur.
Maka penting bagi setiap ibu agar tidak menciptakan lidah anak yang suka asin. Sekali lidah sudah terbentuk kesukaan asinnya, seterusnya akan memilih menu harian yang lebih asin. Kecenderungan ini yang membawa seseorang memasuki risiko darah tinggi. Semakin tidak asin sebuah menu, sebetulnya makin menyehatkan.
Kita menyaksikan suku-suku terasing di pedalaman, yang jauh dari laut, mereka cenderung tidak mengonsumsi garam dapur, namun tubuhnya masih tetap sehat karena memperoleh sodium dari sumber makanan yang ada di alam lainnya. Makin beraneka ragam bebuahan dan sayur-mayur dikonsumsi, makin kecukupan sodium yang disumbangkannya bagi tubuh.

Rendah sodium
Bagi mereka yang sudah telanjur menyukai cita rasa asin, dan tidak mau membiarkan tubuhnya kelebihan asupan sodium bisa memilih garam dapur yang rendah sodium (low sodium salt). Termasuk bagi mereka yang mengidap darah tinggi, atau ada risiko mewarisi hipertensi semata karena sodium berlebihan tidaklah menyehatkan.
Sekali lagi, garam dapur hanya menambah tajam cita rasa menu harian, dan tidak seluruhnya memberi manfaat bagi tubuh, apalagi jika dikonsumsi berlebihan. Rata-rata tubuh hanya memerlukan sepertiga dari porsi garam dapur harian kita, yakni apabila menu kita di lidah belum terasa asin benar. Kita perlu tetap bijak memilih menu yang tidak hanya lezat di lidah, tetapi juga sehat sehat bagi tubuh. ***

Sumber :https://www.sahabatnestle.co.id/content/view/sodium-tidak-sama-dengan-garam-dapur.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar